Tauhid, sebagai nilai ketika melebur bersama jiwa dan raga melahirkan mentalitas mujahidin yang tak gentar menghadapi kondisi apapun. Mereka hanya akan berfikir nyawa ini milik Nya dan kembali pada Nya, maka sebelum kembali meninggalkan dunia mereka akan berusaha memaksimalkan kemampuan dan waktu yang ada sebagai Rahmatan lil alamin , mereka akan terus berusaha.
Mereka yang diberikan kesempatan menuntut ilmu maka akan menuntut sebaik baiknya, mereka yang hidup dalam perjuangan maka akan berjuang sebenar benarnya mereka itu telah memahami syahadat. Perjuangan mereka dimana mereka berdiri untuk menegakkan kebenaran sebagai jalan keselamatan didunia dan akhirat mereka itu cinta dengan Tuhan nya
Adapun keinginan Tuhan telah dibahas pada proses penciptaan manusia yakni beribadah hanya kepada Tuhan yang Maha dengan mewujudkan keinginan Tuhan menjadi manusia semestinya(manusia paripurna).
Mereka yang sadar atas fitrah dan peran diberikannya amanah Khalifah Fill Ardh(Pemimpin di muka bumi). Quraish Shihab dalam bukunya Agama punya seribu nyawa menuliskan khalifah fil adrh sebagai wali Tuhan di bumi. Sedangkan Ali Syariati menuliskan khalifah fill adrh sebagai wakil Tuhan di dunia. Hal ini menjelaskan bahwa manusia juga memiliki tanggung jawab penuh dalam mengelola alam semesta ini. Mereka idealnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjalankan fitrah selanjutnya yakni menjadi rahmatan lil alamin (rahmat semesta alam). Mereka diberkati oleh Tuhan akan kesempatan menciptakan takdir yang berada ditangan mereka (qada) idealnya mereka akan selalu ikhtiar menegakkan kebenaran mulai dari diri sendiri untuk berbuat kebaikan sesuai dengan ruang dan waktu yang dimiliki.
Mereka tak menggantungkan diri mereka hidup atas apapun.diri mereka sudah diberikan kemampuan yang cukup dimaksimalkan seperti akal, fisik tangan kaki dan lainnya.
Hal itu juga terbahas bahwa dimensi manusia sebagai individu dan sosial(terorganisir). Sikap individualitas berTauhid akan selalu menjaga kelangsungan kehidupan sosial yang adil makmur. Mereka berjuang sesuai ruang(wilayah kerja usaha)dan waktu(target dan pencapaian hasil) nya. Bangunan komunikasi mereka di sosial menekankan pada kebenaran kesatuan dan egaliter. Kehidupan sosial(terorganisir) akan berlaku kebenaran adil dan makmur.
Sesuatu kegiatan tidak sesuai kebenarannya akan dengan lantang ditolak. Walaupun dijanjikan akan memperoleh keinginan nya mereka akan menolak dengan cara sebaik baiknya, memperhitungkan maslahat dan mudharatnya karena keinginan nya adalah keinginan Tuhannya. Mendekatkan diri menuju Tuhan yang Maha menjadi tujuan hidup nya untuk berbuat.
Posting Komentar
Posting Komentar